DOA DAN HARAPAN
Lirihku semoga jadi doa
Tangisanku semoga jadi sesal
Nafasku semoga jadi tasbih
Tatapanku semoga jadi rahmat
Perkenankanlah Ya Rabb…
Harapanku semoga jadi kenyataan
Resahku semoga jadi jawaban
Deritaku semoga jadi kesabaran
Pelitaku semoga jadi impian
Kabulkanlah Ya Rabb…
Doa di dalam sujud dan ruku
T’lah menghadirkan cahaya
Melaksanakan kepingan sisa harapan
Tuk meraih ampunanMu … Ya Rabb
DI PENGHUJUNG RAMADHAN
Kala kerinduan belumlah usai
Kala penghayatan dalam doa belumlah
sempurna
Menapaki lajunya perjalanan yang tiada
henti
Menyusuri lorong yang penuh liku
menghadang
Kuingin Kau basuh dalam renunganku
Saat Kau pancarkan cahaya dalam bulan
nan mulia
Mengharapkan ampunan dalam sujudku
yang panjang
Masihkah kan kupalingkan wajah ini?
Ingin kuhapus semua noda dan dosa
Ingin kuhempas semua kobaran emosi
dalam dada
Meluruhkan jiwa yang sarat dengan
hasrat
Tenggelam dalam tangisan penuh sesal
Sanggupkah kan kutapaki hariku?
Menyongsong esok yang t’lah siap
menanti
Semoga di penghujungmu ya Ramadhan
Ampunan Illahi kan terpancar lewat
pribadi nan luhur
DUHAI KEKASIHKU
Duhai Kekasihku …
Aku hanyalah insan lemah
Yang sering berbuat dosa
Pun sering menyesalinya
Namun slalu terulang lagi
Duhai Kekasihku …
Jikalau kami masih menyiakan waktu
Jika segunung dosa masih
membumbung
Adakah ampunanMu kan menyambut?
Tuk menghadirkan cahaya kerinduan
Duhai Kekasihku …
Ingin kuterbang tinggi
Namun satu sayap tak kan mampu
menapaki
Adakah sayap lain kan mengantarku
Menggapai RidhoMu nan hakiki
Duhai Kekasihku …
Biarlah diRamadhan ini masih kusendiri
Sekiranya ku masih diberi kesempatan
Menyempurnakan doa yang tertunda
Sampai tiba waktunya tuk melabuhkan
hatiku
RAMADHAN
Tak terasa hari masih menjelang
Dan menyisakan semangat juang
Tuk melewati masa panjang
Yang bersemayam tak kan pernah lekang
Ramadhan telah datang
Menghantarkan pesona gemilang
Meraih selongsong harapan
Laksana gemerlapnya bintang-bintang
Marhaban Ya Ramadhan
Telah sampaikan pada sucinya bulan
Dimana segala amal dilipat gandakan
Dan Asma-Mu dikumandangkan
PUISI TAUBAT DI BULAN RAMADHAN
Dulu tidak serajin ini
Shalat lima waktu,
Mengaji tadarus,
Melengkapi dengan shalat sunah
Hingga berdzikir disela kesibukan
Dulu acuh tak acuh
Bermain sampai lelah
Tidur pulas hingga pagi
Meninggalkan serangkaian shalat
Hingga mengucap kata-kata tak pantas
Sekarang berbeda
Bulan ramadhan mendapat berkah
Telapak tangannya dicuci bersih
Mulutnya dikumur bersih
Kotoran hidungnya mengilang bersih
Wajahnya cerah bersinar
Lengannya lembab bersih
Rambutnya basah dan segar
Telinganya terbasuh sejuh
Hingga kakinya dingin bersih…
Dan kembali ke jalan Allah
Di bulan suci Ramadhan ini
PUISI RAMADHAN SEDIH
Buku menangis
kala para pembaca
yang baru mencicipi sedikit ilmu
sudah merasa lebih pintar dari Tuhannya
Lalu berusaha merubah aturan pada kitab
suci
dan mencoba membuat hukum sendiri
yang dirasanya lebih manusiawi
yang dianggapnya sesuai jaman kiwari
Padahal dia hanya berbekal sejimpit ilmu
tanpa bekal pengetahuan agama yang
memadai
beraninya buat aturan sendiri
menganggap Tuhan hanya tahu masalalu
dan ayat-ayat sucinya tidak sesuai
masakini.
Jadilah agama ditafsirkan sekehendak hati,
tanpa landasan yang jelas untuk dikaji,
malapetaka bagi seluruh negeri
bila ajaran mereka diikuti
PUISI RAMADHAN
Ya Allah Kau datanglah lagi Ramadhan
buatku
Ketika kku masih saja tak mampu
mensyukuri Ramadhan-Mu yang lalu
Hari-hari-Mu masih saja ku lalui
Tanpa isi
Tanpa makna
Tanpa syukur
Bahkan dengan sikap takabur
Kadang kami masih saja lupa bahwa Engkau
penentu
Kadang kami masih merasa kebenaran itu
hanya punyaku
Yang lain bukan makhluk-Mu
Yang lain bukan umat-Mu
Dalam doaku
Sering ku memaksa
Seolah ku yang lebih tahu dari-Mu Sang
Maha Tahu
Doaku bukan harapan, tapi keharusan
Dan ketika ada satu yang tak Kau kabulkan
Seolah hilang seluruh nikmat yang kau
limpahkan
Sumber : Dari berbagai sumber



